Tidak diketahui identitas pendonor yang darahnya positif HIV. Menurut Rozi, selesai donor, petugas hanya mencatat golongan darah dari pendonor. Darah itu kemudian diperiksa lewat alat khusus seharga Rp 2,5 miliar. Alat itulah, kata dia, yang memastikan ada tidaknya penyakit. “Jadi kami tidak tahu itu darahnya siapa, karena sudah tercampur,” ujar Rozi.
Alat pemeriksa darah otomatis yang dimiliki PMI Bangkalan merupakan satu-satunya di Pulau Madura. Alat itu bantuan dari Kementrian Kesehatan.
Pantauan Tempo, darah yang tidak layak pakai itu disimpan dalam sebuah lemari pendingin khusus. Menurutr Rozi, sudah tiga bulan darah itu terpaksa disimpan. Padahal menurut prosedur medis, darah yang tidak layak harus segera dikirim ke rumah sakit untuk dimusnahkan. Namun, kata dia, pemusnahan belum dilakukan karena mesin pemusnah milik Rumah Sakit Umum Daerah Syamrabu Bangkalan rusak dan belum diperbaiki. “Harus dikirim ke Surabaya, belum tahu kapan,” kata dia.
Rozi menambahkan banyaknya darah yang kadaluwarsamembuat PMI merugi. Sebab, biaya pemeriksaan kantung darah mulai dari pengambilan awal hingga pemeriksaan dengan alat khusus sebesar Rp 280 ribu per kantung. “Tidak masalah rugi, yang penting bagi kami menyelamatkan banyak orang,” kata Rozi.
Adapun kebutuhan darah di Bangkalan berkisar antara 600 hingga 1.000 kantung per bulan. Stok darah yang tersedia sebanyak 498 kantung. “Stok ini cukup, karena selama ramadan ada tambahan dari program donor yang akan kami gelar,” tutur Rozi.
]]>Penyisiran dimulai dari bantaran Sungai Bengawan Solo, di daerah Bacem, Grogol, Sukoharjo hingga jembatan Jurug Solo. Di daerah tersebut tim kesehatan PMI Cabang Solo memeriksa sebanyak 126 warga. Selain bantaran Bengawan Solo, pemeriksaan kesehatan juga dilakukan bantaran rel kereta api. Penyisiran meliputi Kelurahan Sangkrah, wilayah Joglo, Kadipiro, Purwosari dan berakhir di Jurug. Di keempat wilayah tersebut, mereka memeriksa sebanyak 86 pasien.
“Pasien yang kita periksa rata-rata mengeluhkan sakit ringan, seperti masalah pencernaan, sakit kepala, hingga badan pegel linu. Mereka langsung kita beri perawatan dan diberi obat,” ujar Kepala Markas PMI Cabang Solo, Tri Wuryanto, Senin (22/9).
Pemeriksaan yang sama dilakukan terhadap ribuan warga Kelurahan Jagalan, Semanggi, Serengan, Brengosan, Purwosari, Laweyan, Nayu Barat dan Banyuanyar pada Rabu (17/9) lalu. Dalam blusukan itu mereka membawa 10 dokter, 20 perawat dan 100 relawan. Mereka memeriksa warga yang mengeluhkan sakit, dan langsung diberikan pengobatan.
“Dari hasil pemeriksaan itu berdasarkan rekomendasi tim dokter, ada beberapa warga yang harus kita rujuk ke rumah sakit,” katanya.
Menurut Wuryanto, kunjungan langsung tim kesehatan PMI ke wilayah bantaran sungai, rel dan kawasan terpencil lainnya tersebut dilakukan dalam rangka peringatan HUT PMI ke-69. Dia beralasan, warga yang tinggal di sejumlah daerah itu jarang tersentuh layanan kesehatan.
]]>